[Enter Post Title
Here]
Hujan masih menangisi bumi dari langit. Udara dingin seolah
enggan beranjak dari muka bumi. Suara rintik-rintik hujan seolah menjadi alunan musik dimalam
ini, gemercik air berseling dengan suara rintik hujan hingga membuat suasana
mencekam kala sang petir telah bergemuru. Malam yang kelam telah berganti
dengan pagi yang menyejukan. Ah, segarnya menghirup udara pagi. Kabut pagi
masih menggantung dilangit. Kicauan burung-burung pun terdengar menyambut pagi
ini,dan orang-orang sudah mulai sibuk dengan aktifitas pagi mereka.
Kerja,berdagang, dan bahkan ada yang bersekolah serta kuliah. Semua sudah
bangun dari awal untuk menyambut pagi ini. Nah gue ? masih asyik bergemul
dengan selimut dan guling, tentu saja.
gue
membuang pandangan ke luar jendela, yang sejak dari tadi terus gue pandangi dan
mengurung gue dari dunia luar. Memikirkan hal yang sedari dulu gue pikirkan
sewaktu masih duduk dibangku SMA, jujur saja masa SMA gue enggak terlalu
menyenangkan. Ya bagaimana tidak, masa SMA adalah masa pem-Bullying
disekolah merajalela. Tapi, ah sudahlah
lupakan~ gue bukan mau bahas itu. Sudahkah lo berfikir lo mau jadi apa setelah
lulus dari bangku SMA nanti ? kerja ? kuliah ? atau nikah muda ? jika lo
mikirin itu saat ini , berarti kita sama !. gue kira setelah tamat dari bangku
SMA adalah masa yang paling menyenangkan seumur hidup gue. Padahal kenyataannya
adalah hal yang paling bosan yang dihabiskan dengan makan tidur,makan lagi
terus tidur lagi -__- monoton banget.
Gue
sempet berpikiran buat kuliah, berangan-angan buat jadi mahasiswa ter-keren
dikampus, tapi itu bukan point-nya, gue kuliah buat nyari ilmu ngejar gelar,
kerja terus cari calon terus nikah punya anak. Yaa, mudah kalo Cuma ngomong
prakteknya susah broo susah. Lebih susah dari lo ngabisin bakso di kantin
sekolah.
“dek,
bangun udah siang. Sarapan sudah siap”
suara
mama dari luar kamar, membangunkan gue dari lamunan gue.
“iya
ma,sebentar”
Sepetik
tentang gue.
Gue
adalah anak ke terakhir dari 5 bersaudara bisa dibilang anak bungsu atau yang
lebih dikenal anak yang paling dimanja. Gue nggak malu dibilang anak mama,anak
rumahan atau apalah. Seenggaknya gue nggak perlu dengeri apa kata orang-orang
yang menurut gue nggak penting. Tapi,ya gitu gue emang anak mama^^. Anak
pertama di keluarga gue adalah cewek, udah menikah punya anak satu, cewek imut
tapi joroknya subhanallah banget.
Namanya tika,sering dipanggil chika. Anak nakal yang hanya tau jajan sama beli
mainan -_- gue nggak heran,namanya juga anak bocah. Anak kedua seorang prajurit
TNI yang sekarang udah menjadi sosok impian gue sejak kecil sebelum gue
terkena kegalauan akan masa depan. Jadi
ya gitu, gue masih bingung mau jadi apa nanti (?), lanjut yang ketiga saat ini
masih kuliah, sebenarnya gue kasian sama inga gue *sebutan untuk anak tengah*
mau ajukan skripsi tapi ditolak mulu sama dosen, gue nggak tau itu salah siapa
? jangan tanyakan sama gue, jujur gue nggak tau apa-apa soal mereka. Biarkan
waktu yang menjawab. *ini mengarah
kemana sih*. Ke-empat adalah kakak sekaligus rival gue dalam hal bermusik. Kami
selalu berdebat tentang music anak remaja masa kini dan selalu berpendapat yang
berbeda-beda. Tentang siapa yang menang ditentuin dengan pengetahuan akan music
serta sejarah penyanyi dan pencipta lagu. Sejujurnya, pengetahuan gue masih
awam banget kalo soal music, bermain alat music aja gue nggak bisa. But,kalo
ngomongin soal gila bola, gue masih juga tetep kalah -_- gue heran itu otak
atau computer yang ada googlenya sih, kakak gue tau semuanya,soal music,bola,
bahkan tentang mantan kalian kayaknya dia tau. Ya kali. Terakhir ada gue, udin *sebutan anak nakal* nya dikeluarga ini. Anak tercakep yang pernah
bokap gue lahirin :D walaupun sejujurnya kakak gue masih lebih cakep dari gue
*tonjok foto kakak*.
Gue
beranjak dari tempat tidur dan segera ke
kamar mandi, basuh muka dengan facewash
andalan. Gosok gigi dan tak lupa memberesin tempat tidur. Gue langsung menuju
dapur, acara sarapan pagi ini menjadi yang teramat sederhana dan menyiksa.
Bukan karena makanannya yang teramat apa adanya. Tapi gue terlihat tidak berselera memasukkan
makanan apapun kedalam mulut gue. Gimana nggak, pas mau suapin makanan eh
ditanya sama bokap.
“kamu
mau jadi apa ? kuliah nggak, mau masuk militer juga nggak mau” pertanyaan bokap
langsung menusuk ke relung hati gue yang paling dalem, pedih bro pedih.
“mau
jadi oranglah pap” gue jawab seadanya
aja.
“ya,kamu
liat kakak-kakak kamu, inga udah kuliah, mamas kamu udah wisuda sekarang udah
kerja *mamas : panggilan buat rival gue dikeluarga ini*, kakak kamu udah jadi
TNI, tinggal kamu aja belum tau masa depan kamu mau jadi apa ?? apa mau nikah ?
yaudah, gih cari calon entar biar papa yang lamarin”
“yakali
nikah muda, emang zamannya apa ini ? situ nurbaya kan udah lewat”
“terus
mau kamu apa ? papa sudah tua nak,pikirlah dari sekarang”
Gue
nggak langsung jawab, gue hanya mengambil roti serta segelas susu dan pergi ke
kamar. Sebenarnya pernyataan papa itu benar. Papa sudah tua sekarang, nggak tau
umurnya sampai berapa lama lagi.
Seketika gue mikir, gue sebenarnya bukan tipe
orang yang suka mikir, gue terlalu konyol diumur gue yang sekarang gue masih
ingin bermain-main dengan waktu. Pertanyaan papa itu seketika mengubah gue dari
yang bertingkah konyol, cuek dengan dunia. Sekarang malah jadi pemikir dan
ambisius. Seharian gue habiskan waktu dengan melamun dan berfikir. Gue harus berubah, gue harus
berubah sekarang. Walau nggak harus berubah jadi powerranger, setidaknya,gue
harus bisa minimal buat bokap bangga !. Honestly ,gue takut
nggak bisa bahagian bokap tepat pada waktunya, karena gue adalah orang yang
suka membuang-buang waktu dengan percuma. Ini adalah salah satu rasa takut
diatas rasa ketakutan gue.
Jadi,
sekarang adalah apa yang lo takutkan di dunia ini ? beritahu gue,berapa banyak
hal yang kalian takuti didunia ini ?
Takut
tidak lulus SMA ? takut tidak lulus
kampus yang lo pengen ? atau takut
jomblo lo bakal kekal ?.yakela tong, ini belum terhitung betapa gue takut akan panasnya api neraka
,walaupun nih ya kemungkinan gue lebih dominannya masuk neraka dari pada surga ,
mungkin gue akan menghabiskan waktu
disana. Apa yang gue takutkan adalah saat waktu dan ajal itu menjemput salah
satu orangtua gue. Ini adalah salah satu bagian paling kelam dan keji dalam
hidup. Saat kita tidak bisa menyalahkan siapapun akan ajal dan sang waktu.
Bagaimana mungkin kita bisa baik-baik saja menjalani hidup tanpa adanya mereka
? mereka yang mempercayai kita dari sejak kecil yang diharapkan akan sukses
dimasa depan, sayangnya, kenyataannya sering kali melenceng dari harapan kedua
orang tua kita. Percayalah, hidup gue
nggak akan baik-baik saja setelah itu. Atau sebaliknya, bagaimana jika gue yang
akan lebih dulu mendapatkan panggilan dari Tuhan untuk menemui-Nya di alam
sana. Apakah kedua orang tua gue dan bahkan kerabat serta saudara gue akan
baik-baik saja setelahnya ? gue harap demikian, seenggaknya gue udah mengurangi
beban mereka sedikit. Adalah hal yang tidak baik sebenarnya jika mereka
kehilangan gue akan menjadi hal yang
memberatkan bagi kehidupan mereka kelak,terutama bokap dan nyokap gue. Gue juga
sampai sekarang belum berhasil membuat salah satu anggota keluarga gue bangga,
belum pernah gue denger dari bibir mereka, mereka bangga akan diri gue.
Tapi,hal
ini pasti terjadi bukan ? generasi terus berganti,tahta serta singgasana akan
mereka saat ini akan tergantikan oleh generasi yang lebih muda dan pintar,dan
tentu saja kitalah yang akan menggantikan mereka. Hidup terus berjalan,
berjalan seperti kereta yang terus melaju. Bisakah kita menghentikan kereta ini
sebentar saja ? kalian gila jika berpikir bisa melakukan itu ! jika kalian
menghentikan laju kereta ini. Maka,rusaklah sudah stabilitas serta normalitas
hidup orang banyak setelahnya.
Waktu
pada akhirnya akan mengambil semua yang kita cinta. Impian,mimpi, bahkan
orang-orang terdekat sekalipun akan hilang oleh waktu. Inilah yang membuat gue
nggak terlalu menyukai waktu. Walaupun kita hidup berdasarkan waktu. Selain
itu,waktu juga mengajarkan bahwa hidup ini penuh dengan realita bukan dengan
status personal di akun BBM kalian,bukan. Waktu juga memberitahu gue kalo
realita adalah pukulan kasar atas mimpi-mimpi kecil, seperti mimpi nge-dapetin
hati lo misalnya. Realita itu menghujam,membuat luka, dan menyadarkan gue kalo
hanya yang kuat yang mampu bertahan. Bukan para cabe-cabean.
Tak
seorangpun bisa menghentikan waktu atau sekedar memperlambatnya. Yang harus
kita lakukan adalah berdamai dengan waktu dan berdamai dengan diri sendiri
untuk tidak menuntut terlalu banyak
dalam hidup, dan tentu saja kita harus berdamai dengan hidup.
“don’t
stop this train, don’t for a minute change the place you’re in…”
~
Terlepas
tentang lamunan gue tentang waktu, gue beranjak pergi keluar rumah, sekedar
iseng mau cari udara segar dan melepaskan beberapa beban dikepala. Gue telusuri
jalan raya dengan sepeda butut
peninggalan kakek dulu. Sesampainya gue di taman kota, kaki gue udah
terasa lelah untuk mengayuh pedal sepeda ini, otot-otot kaki mulai terasa
berat. Jadi, gue mutusin buat istirahat sejenak, gue duduk sambil menyenderkan
sepeda gue. Dari seberang jalan ada dua bocah SMP lagi rebutan buku *kayaknya
sih diary*, awalnya gue Cuma liatin doing, pas banget ditaman hari ini lagi
sepi, mungkin karena hari ini hari kamis deh, walaupun nggak ada
sangkut-pautnya sama hari kamis. Tapi, di taman hari kamis yang biasanya rame
sekarang berubah menjadi sepi mungkin ini semua karena pak komar sudah pindah
kota, huhu -_-
Setelah
sekitar 5menit-an gue samperin tuh dua bocah.
“kalian
kenapa ? dari tadi rebutan buku ? emang buku apa ?”
Dua
bocah itu kaget.
“ini
kak, dia nakal mau rebut buku aku” bocah wanita menjawab
“eh,enggak
kok kak, dia nih yang ge-er aku kan Cuma pengen liat buku itu doang” bocah
laki-laki membantah
“gini, nama kamu siapa ?” gue nunjuk anak
cowok
“verii
kak”
“kalo
kamu ?”
“aku
diana kak”
“gini
emang ini buku siapa ? “
“buku
aku kak, verii tuh yang maksa ambil buku aku, ini kan privasi aku”
“eh
mana ada kak , dia mengada-ada tuh”
“udah,
ini buku cewek, jadi nggak mungkin kalo Diana bohong, kamu juga ngambil secara
paksa, emangnya kamu buat apa sih buku diary cewek gini ? mau nulis diary juga
?”
“bukan
gitu kak”
“terus
? mau cari perhatian sama si Diana ? kamu suka sama dia ?”
“……”
“heyy,ayo
jawab!” Diana membentak verii dengan muka asem, seasem muka bopak ^^
“iiiiyyaaaa
kak , aku cinta Diana, tapi dia nggak mau sama aku, maunya sih buku itu aku mau
pinjem buat ngasih ini *sambil nunjukin sepucuk kertas yang nggak gue tau apa
isinya*, tapi dia nggak mau ngasih, padahal niat aku Cuma mau ngasih ini doang”
“niat
kamu nggak salah ver,Cuma cara kamu yang salah, lagian masih kecil udah main
cinta-cinta aja, kakak aja yang udah gede masih jomblo -___- *jangan di tiru
yaa adik-adik dengan kejombloan kakak, jomblo itu nggak baik buat kesehatan
batin*, emang kamu tau cinta itu apa ?”
“nggak
tau, tapi yang jelas aku sayang Diana kak”
“*Diana
hanya terdiam seribu kata*”
“kamu
aja nggak tau apa itu cinta, tapi udah berani bilang cinta -___- mau jadi apa
kamu ini ?” belum sempat gue lanjut ngomong nih anak main nyosor aja
“mau
jadi pacar Diana kak” dengan senyuman memikat hati *hati kebo kali ah*
“gini
aja deh, kamu kasih si Diana itu kertas, entar kamu tunggu reaksinya
*sebenarnya,gue udah tebak pasti itu kata-kata buat nge-gombal cewek. ah,anak
jaman sekarang*”
Setelah
membaca dengan berulang-ulang Diana yang dengan muka bĂȘte nan asem dalam
sekejap berubah menjadi senyum-senyum sendiri, mungkinkah ini cinta dikalangan
anak muda ? ah, gue juga mau -__-
“yaa
ver, aku juga sebenarnya juga sayang sama kamu” .akhirnya mereka jadian.
“yaudah,
sekarang udah jam berapa, ayo kalian pulang kasian mama kalian pasti nyariin.
Ingat ? cinta kalian di jaga jangan rebut hanya karena satu buku lagi”
“iyaa
kak,makasih kak”
Gue
hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala. Duhh, gue mimpi apa semalem ?
sampe-sampe ada anak SMP yang nembak cewek didepan gue, sedangkan gue sampe
sekarang hati masih nganggur. Miris banget nih hati
“kamu
yang tabah yaa, mungkin hari ini belum waktunya *ngomong sama hati*”
Terus
hati menjawab “kamu juga yang sabar yaa,mungkin jomblo kamu akan terus
berlanjut”
Lah
kamvret ini hati *tusuk-tusuk hati* mampus loo mampusss!! -___-
Dear
kamu. Anak SMP aja udah bisa pacaran, nah kita kapan nih ?^^. Sampai kapan lo
biarin hati ini merana dengan segala kesepian ini ? nggak kasian sama gue ?
hiks hiks T_T. sebenarnya,gue nggak habis pikir anak SMP aja udah bisa pacaran.
Padahal mereka belum tau apa itu cinta ? sebenarnya cinta itu apa ? perasaan
seperti apa ? banyak orang berkata cinta dalah rasa kasih saying. Lah,kalo
kasih sayang mah lo bisa dapetin dari orang tua kan ? apa itu nggak cukup ?
terus kalo cinta adalah peduli dan perhatian lo juga bisa dapetin itu dari
orang tua. FYI cinta adalah rasa iklhas
untuk menerima semua tentang dia baik buruknya dia, lo harus bisa
menerima dengan sepenuh hati kalo dia juga nggak cinta sama lo. Karena pada
hakekatnya cinta adalah ikhlas bukan paksaan dan cinta bukan juga kalo lo
harapkan dia juga sayangin lo, itu bukan cinta , itu hanya egois dari sekian
keinginan lo didunia ini. So, cinta adalah ikhlas ,termasuk cinta lo sama Allah
, orang tua bahkan sesama remaja-remaja kekinian. Itu sih sedikit pendapat gue.
Sisanya terserah kalian mau menyingkapi definisi cinta itu seperti apa. Emang
gue peduli ? huahaha!.
Gue
teringat waktu dulu, sewaktu gue masih memiliki cinta. Ah betapa rasanya…
“Sewaktu
malam kala rembulan masuk ke celah dimana hati kita bicara. Saat kita berkata
bahwa kita saling memahami, saling memerlukan. Saat kita berkisah kita akhirnya
dipertemukan dengan “dia”. Kita akhirnya menikmati rasa. Tersenyum, menangis,
marah, meminta maaf. Berapa kali kita melakukan itu ? berapa kali kita
mengulanginya ?
Aku tersenyum mellihatmu menangis, lalu kau
tersenyum melihat aku kesusahan menenangkanmu. Aku menangis melihatmu menangis,
lalu kau tersenyum melihatku menangis. Ya, kau bahagia melihat akhirnya aku
punya emosi. Aku yang dikata tidak punya perasaan,cenderung dingin.
Namun,akhirnya menangis bersamamu, karenamu.
Aku
yang dulu marah atas semua larangan dan perhatian. Sekarang aku malah merindu.
Kau marah karena aku masih terlalu bertindak seperti anak kecil. Sentimentil
,itu katamu. Aku belajar agar kemudian bisa menyenangkanmu, aku belajar
untukmu. Hanya saja, aku benci bahwa kau benar. Bahwa aku adalah pria tanpa
komitmen. Memilih meninggalkan yang aku butuhkkan sebenarnya, mungkin hingga
sisa umur, untuk mereka yang aku temui setiap hari. Dan sejak hari itu semua
kacau.
Sore
itu, entah ada angina apa , kita berdua sama-sama menginginkan bersuara. Kau
lebih dulu.
“kita
tau apa yang terjadi, dan kita tau apa yang terbaik”
Dalam
satu menit pertama, itu yang kau ucap. Aku hanya menatap matamu, meyakini ini
ilusi. Ternyata tidak, ini realita. Aku tidak tau berkata apa, hanya menimpali.
“
yah, mungkin bagi kita, bersama hanyalah wacana. Tidak untuk jadi nyata.
Setidaknya, untuk saat ini atau bahkan hingga nanti, ketika kehidupan telah
berhenti bermula”
terima kasih , pernah menjadi dari bagian ceritaku,walau tidak sebahagia yang kita khayalkan.
bersambung~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar